Minggu, 24 April 2011

















Menimba Hikmah Dari Surat Qaaf

Khutbah Pertama

Amma ba’du :
Ayyatuhal muslimin ! bertakwalah kepada allah dan bersyukurlah kepadaNya, yang telah menunjukkan anda kepada agama Islam dan menjadikan anda sebagai bagian dari umat Al-Qur’an . Al-Qur’an adalah mu’jizat yang gemilang, ayat yang nyata, kitab petunjak, rahasia kebahagiaan, bendera kepemimpinan, pemimpin kebajikan, kebenaran dan keutamaan, serta undang-undang keadilan dan keamanan kapan pun dan dimana pun.


لاَّيَأْتِيهِ الْبَاطِلُ مِن بَيْنِ يَدَيْهِ وَلاَمِنْ خَلْفِهِ تَنزِيلٌ مِّنْ حَكِيمٍ حَمِيدٍ
Yang tidak datang kepadanya (al-Qur'an) kebatilan baik dari depan maupun dari belakangnya, yang diturunkan dari (Rabb) Yang Maha Bijaksana lagi Maha Terpuji. (QS. Fushsilat :42)
Wahai umat Al-Qur’an ! Sesungguhnya kebahagiaan dan kemuliaan manusia, kebaikan Negara dan keshalihan hamba tergantung pada kesediaan mereka untuk mengikuti kitab suci ini . Jika Al-Qur’an menjadi panglima dan pemimpin didepan mata umat, niscaya mereka akan mendapatkan kebahagiaan dan keselamatan di dunia dan Akhirat. Jika Al-Qur’an berada di belakang punggung mereka (dicampakkan) – wal ‘iyadzu billah , niscaya kehinaan dan kesengsaraan akan meraja rela di dunia dan Akhirat.Kalau umat ini mau berdiri di bawah bendera Al-Qur’an dan bernaung di bawah rimbunnya oase Al-Furqan, niscaya langit kejayaan akan terangkat ke atas dan menempati posisi termulia., terhormat dan terkuat. Kalau mereka mau menjaganya dan menjalankan isinya, niscaya jalan-jalan mereka akan terang benderang dan peluang-peluang mereka akan terbuka lebar. Kalau umat islam mau mengkaji kitab Allah dan merenungkan ayat-ayatnya, lalu mereka menghalalkan apa yang dihalalkannya dan mengharamkan apa yang diharamkannya, niscaya mereka akan merasakan kebahagiaan hidup di dunia dan Akhirat .
Ikhwani Fillah ! Allah berfirman. :


كِتَابٌ أَنزَلْنَاهُ إِلَيْكَ مُبَارَكٌ لِّيَدَّبَّرُوا ءَايَاتِهِ وَلِيَتَذَكَّرَ أُوْلُوا اْلأَلْبَابِ
Ini adalah sebuah kitab yang kami turunkan kepadamu penuh dengan berkah supaya mereka memperhatikan ayat-ayatnya dan supaya mendapat pelajaran orang-orang yang mempunyai pikiran. (QS.
Shaad :29)
Allah telah menegur Orang-orang yang berpaling dari KitabNya sehingga mereka tidak mengambil pelajaran dan tidak mau merenungkannya. Simaklah firmanNya berikut ini :


أَفَلاَ يَتَدَبَّرُونَ الْقُرْءَانَ أَمْ عَلَى قُلُوبٍ أَقْفَالُهَآ
Maka apakah mereka tidak memperhatikan al-Qur'an ataukah hati mereka terkunci (QS. Muhammad:24)
Oleh karena itu, Sunnah Rasulallah (Shallallahu 'Alaihi Wassallam) menunjukkan banyaknya pemberian nasihat kepada umat dengan mengutip ayat-ayat Al-Qur’an. Bahkan beliau menjadikannya sebagai materi khutbah. Imam Ahmad, Muslim, Abu Daud, dan lain-lain meriwayatkan dari Ummi Hisyam binti Haritsah bin Nu’man berkata : Aku tidak mengambil ‘Qaaf Demi al-Qur'an yang sangat mulia. (QS. Qaaf :1) . Kecuali dari lidah Rasulullah (Shallallahu 'Alaihi Wassallam). Beliau membacanya setiap hari jum’at di atas mimbar ketika berkhutbah di hadapan umat manusia . ( HR. Imam Ahmad, 6/435, muslim, 873, dan Abu Daud , 1102 )
Ya ikhwatal islam ! Ya ahlul Qur’an ! Alangkah indahnya bila kita hidup beberapa saat saat di bawah naungan Surat Qaaf ini . seraya merenungkan ayat-ayatnya, memperhatikan nasehat-nasehatnya dan mengkaji keajaiban-keajaibannya, dalam rangka menghidupkan sunnah yang telah atau hamper punah ini . beliau (Shallallahu 'Alaihi Wassallam) menjadikannya sebagai meteri khutbah, menjadikannya sebagai focus pembicaraan di dalam forum-forum pertemuan dan membacanya dalam Shalat fajar, shalat jum’at, dan shalat ‘Ied tidak lain karena posisi dan kedudukannya yang tinggi . Sesungguhnya surat ini sangat agung dan berwibawa, sangat kuat sentuhannya dengan gaya bahasa yang digunakannya dan fakta-fakta yang diungkapkannya . surat ini mengambil simpul-simpul hati , mengguncang jiwa dengan guncangan yang kuat , membangkitkan rasa takut kepada Allah dan menyadarkannya dari kelalaian .
Mudah-mudahan kita dapat melepaskan pandangan yang disertai dengan tetesan air mata. Karena melihat masalah-masalah yang diangakat da dalam surat yang agung ini. Baik di kala hidup, menjelang mati, sesudah mati, setelah bangkit dari kubur, berkumpul di padang mahsyar dan sebagainya.


تَبْصِرَةً وَذِكْرَى لِكُلِّ عَبْدٍ مُّنِيبٍ
‘’Untuk menjadi pelajaran dan peringatan bagi tiap-tiap hamba yang kembali (mengingat Alloh)’’. (QS. Qaaf :8)
Ayyuhal muslimin ! Allah membuka surat ini dengan teguran kepada orang-orang kafir yang mengingkari kerasulan Muhammad Shallallahu 'Alaihi Wassallam dan menyangkal adanya hari kebangkitan dari kubur dan perhitungan amal dengan ucapan :


أَءِذَا مِتْنَا وَكُنَّا تُرَابًا ذَلِكَ رَجْعٌ بَعِيدٌ
‘’Apakah kami setelah mati dan setelah menjadi tanah (kami akan kembali lagi), itu adalah suatu pengembalian yang tidak mungkin’’. (QS. Qaaf :3)
Allah menerangkan bahwa ketika mereka mendustakan kebenaran, segala sesuatu menjadi kacau bagi mereka.


فَهُمْ فِي أَمْرٍ مَّرِيجٍ
Maka mereka berada dalam kadaan kacau balau. (QS.Qaaf :5)
Fakta-fakta yang ada terlihat kabur di mata mereka. Dan mereka tidak bisa terlihat jalan dengan jelas. Begitulah kondisi setiap orang yang menyimpang dari kebenaran. Ia diombang –ambingkan oleh hawa nafsu, dicabik-cabik oleh kebingungan, dan diresahkan hatinya oleh kebimbangan , Bagian awal surat Qaaf datang untuk mengatasi masalah akidah yang sangat penting. Yaitu masalah kebangkitan sesudah mati dan pengingkaran orang-orang kafir terhadap hal itu. Di sini Allah Subha Nahu Wata’ala menggunakan gaya bahasa yang bisa mencairkan dan melembutkan hati, menegakkan hujjah kepada orang-orang yang menentang, dan mengalihkan pandangan mata untuk melihat indahnya ciptaan Allah yang ada di langit dan bumi; gunung-gunung, hujan dan tumbuh-tumbuhan.


أَفَلَمْ يَنظُرُوا إِلَى السَّمَآءِ فَوْقَهُمْ كَيْفَ بَنَيْنَاهَا وَزَيَّنَّاهَا وَمَالَهَا مِن فُرُوجٍ وَاْلأَرْضَ مَدَدْنَاهَا وَأَلْقَيْنَا فِيهَا رَوَاسِيَ وَأَنبَتْنَا فِيهَا مِن كُلِّ زَوْجٍ بَهِيجٍ تَبْصِرَةً وَذِكْرَى لِكُلِّ عَبْدٍ مُّنِيبٍ وَنَزَّلْنَا مِنَ السَّمَآءِ مَآءً مُبَارَكًا فَأَنبَتْنَا بِهِ جَنَّاتٍ وَحَبَّ الْحَصِيدِ وَالنَّخْلَ بَاسِقَاتٍ لَّهَا طَلْعٌ نَّضِيدٌ رِزْقًا لِّلْعِبَادِ وَأَحْيَيْنَا بِهِ بَلْدَةً مَّيْتًا كَذَلِكَ الْخُرُوج
‘’Maka apakah mereka tidak melihat akan langit yang ada di atas mereka, bagaimana Kami meninggikannya dan menghiasinya dan langit itu tidak mempunyai retak-retak sedikitpun Dan Kami hamparkan bumi itu dan Kami letakkan padanya gunung-gunung yang kokoh dan Kami tumbuhkan padanya segala macam tanaman yang indah dipandang mata. untuk menjadi pelajaran dan peringatan bagi tiap-tiap hamba yang kembali (mengingat Alloh). Dan Kami turunkan dari langit air yang banyak manfa'atnya lalu Kami tumbuhkan dengan air itu pohon-pohon dan biji-biji tanaman yang diketam,
dan pohon kurma yang tinggi-tinggi yang mempunyai mayang yang bersusun-susun,
untuk menjadi rezki bagi hamba-hamba (Kami), dan Kami hidupkan dengan air itu tanah yang mati (kering).Seperti itulah terjadinya kebangkitan.
(QS.Qaaf :6-11)
Kemudian muncul papran lain yang mengingatkan tentang kematian umat-umat terdahulu dan kondisi orang-orang kafir di masa lalu yang benar-benar menerima hukuman yang telah dijanjikan oleh Allah Subha Nahu Wat’ala kepada mereka.


كَذَّبَتْ قَبْلَهُمْ قَوْمُ نُوحٍ وَأَصْحَابُ الرَّسِّ وَثَمُودُ وَعَادٌ وَفِرْعَوْنٌ وَإِخْوَانُ لُوطٍ
وَأَصْحَابُ اْلأَيْكَةِ وَقَوْمُ تُبَّعٍ كُلٌّ كَذَّبَ الرُّسُلَ فَحَقَّ وَعِيدِ
‘’Sebelum mereka telah mendustakan (pula) kaum Nuh dan penduduk Rass dan Tsamud, dan kaum 'Aad, kaum Fir'aun dan kaum Luth, dan penduduk Aikah serta kaum Tubba', semuanya telah mendustakan rasul-rasul maka sudah semestinyalah mereka mendapat hukuman yang sudah diancamkan. (QS.Qaaf :12-14)
Ayat-ayat berikutnya melanjutkan pembicaraan tentang hari kebangkitan seraya mengingatkan manusia bahwa Allah Subha Nahu Wata’ala menciptakannya , mengetahui kondisinya, dan dekat dengannya. Allah subha Nahu Wata’ala juga mengingatkan bahwa Dia mengetahui bisikan jiwa dan gejolak batinnya, apalagi lahiriyahnya yang nyata .


وَلَقَدْ خَلَقْنَا اْلإِنسَانَ وَنَعْلَمُ مَاتُوَسْوِسُ بِهِ نَفْسُهُ وَنَحْنُ أَقْرَبُ إِلَيْهِ مِنْ حَبْلِ الْوَرِيدِ
Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dan mengetahui apa yang dibisikkanoleh hatinya, dan Kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya, (QS. aaf:16)
Surat ini Kemudian menglihkan perhatian pada pengawasan Allah Subha Nahu Wata’ala kepada Makhluknya bahwa Dia memperhatikan perbuatan mereka . Bahkan dia menugaskan dua malaikat untuk mencatat semua ucapan dan perbuatan tiap-tiap manusia. Jadi, semua ucapan dan kata yang keluar dari mulut manusia di catat dengan baik .


مَّايَلْفِظُ مِن قَوْلٍ إِلاَّ لَدَيْهِ رَقِيبٌ عَتِيدٌ
Tiada suatu ucapanpun yang diucapkan melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir. (QS. Qaaf :18)
Berikutnya muncul adegan-adegan mengerikan yang digambarkan dengan gaya bahasa yang menakutkan dan mengguncang jiwa . Diawali dengan adegan kematian dan sekaratnya. Diikuti denga adegan hisab ( penghitungan amal ) dan penyerahan buku catatan amal. Dilanjutkan dengan adegan Neraka jahannam yang membuka mulutnya sambil menjulukan lidah apinya. Setiap kali manusia yang menjadi bahan bakarnya dilemparkan kedalamnya, Neraka itu selalu berkata :


هَلْ مِن مَّزِيدٍ
"Masih adakah tambahan ? " (QS. 50:30)
Kita berlindung kepada Allah dari murkaNya, azabNya, dan hukumanNya yang sangat pedih. Disamping itu ada kabar Surga dan kenikmatannya. Semoga Allah berkenan menjadikan kita semua sebagai penghuninya .


وَجَآءَتْ سَكْرَةُ الْمَوْتِ بِالْحَقِّ
Dan datanglah sakaratul maut yang sebenar-benarnya. (QS. Qaaf :19)
Itu adalah sekarat perpisahan dengan keluarga, harta benda dan jabatan .


ذَلِكَ مَاكُنتَ مِنْهُ تَحِيدُ
‘’Itulah yang kamu selalu lari dari padanya’’. (QS.Qaaf :19)
Maksudnya kamu selalu menghindarinya, tetapi tidak ada peluang untuk menghindarkan diri dari kematian, sakaratul maut , huru hara berkumpul dipadang mahsyar dan hisab ( perhitungan amal )


وَنُفِخَ فِي الصُّورِ ذَلِكَ يَوْمُ الْوَعِيدِ وَجَآءَتْ كُلُّ نَفْسٍ مَّعَهَا سَآئِقٌ وَشَهِيدٌ
Dan ditiuplah sangkakala.Itulah hari terlaksananya ancaman. Dan datanglah tiap-tiap diri, bersama dengan dia seorang malaikat, penggiring dan seorang malaikat penyaksi. (QS. Qaaf :20-21)
Dalam situasi yang sangat sulit inilah dikatakan kepadanya :

لَّقَدْ كُنتَ فِي غَفْلَةٍ مِّنْ هَذَا فَكَشَفْنَا عَنكَ غِطَآءَكَ فَبَصَرُكَ الْيَوْمَ حَدِيدٌ
Sesungguhnya kamu berada dalam keadaan lalai dari (hal) ini, maka Kami singkapkan daripadamu tutup (yang menutupi) matamu, maka penglihatanmu pada hari itu sangat tajam (QS. Qaaf :22)
Sambungan ayat berikutnya menyingkap sisi yang lebih dahsyat dan lebih hebat lagi .


يَوْمَ نَقُولُ لِجَهَّنَّمَ هَلِ امْتَلأْتِ وَتَقُولُ هَلْ مِن مَّزِيدٍ
‘’(Dan ingatlah akan) hari (yang pada hari itu) Kami bertanya kepada jahannam:"Apakah kamu sudah penuh" Dia menjawab:"Masih adakah tambahan" (QS. Qaaf :30)

Allahu Akbar ! Para malaikat menghadirkan :


كُلَّ كَفَّارٍ عَنِيدٍ مَّنَّاعٍ لِّلْخَيْرِ مُعْتَدٍ مُّرِيبٍ
‘’Semua orang yang sangat ingkar dan keras kepala, yang sangat enggan melakukan kebajikan, melanggar batas lagi ragu-ragu, (QS. Qaaf :24-25)
Kemudian mereka kendati jumlahnya sangat banyak –dilemparkan ke dalam Neraka Jahannam secara berturut-turut. Bersama-sama mereka diremukkan. Kemudian Neraka ditanya :


هَلِ امْتَلأْتِ
"Apakah kamu sudah penuh"( QS. Qaaf :30)
Namun ternyata Neraka membrikan jawaban yang membuat hati manusia ketakutan dan jiwanya terguncang .


هَلْ مِن مَّزِيدٍ
"Masih adakah tambahan" (QS. 50:30)
Sungguh sebuah huru hara dan ketakutan yang dahsyat dan luar biasa. Sehingga dapat mendorong orang-orang yang hatinya hidup untuk mengambil langkah-langkah antisipasi agar dihindarkan darinya .


وَأُزْلِفَتِ الْجَنَّةُ لِلْمُتَّقِينَ غَيْرَ بَعِيدٍ هَذَا مَاتُوعَدُونَ لِكُلِّ أَوَّابٍ حَفِيظٍ مَّنْ خَشِيَ الرَّحْمَنَ بِالْغَيْبِ وَجَآءَ بِقَلْبٍ مُّنِيبٍ ادْخُلُوهَا بِسَلاَمٍ ذَلِكَ يَوْمُ الْخُلُودِ لَهُم مَّايَشَآءُونَ فِيهَا وَلَدَيْنَا مَزِيدٌ
‘’Dan didekatkanlah surga itu kepada orang-orang yang bertaqwa pada tempat yang tiada jauh (dari mereka). Inilah yang dijanjikan kepadamu, (yaitu) pada setiap hamba yang selalu kembali (kepada Allah) lagi memelihara (semua peraturan-peraturan-Nya). (Yaitu) orang yang takut kepada Rabb Yang Maha Pemurah sedang Dia tidak kelihatan (olehnya) dan dia datang dengan hati yang bertaubat," masukilah surga itu dengan aman, itulah hari kekekalan. Mereka di dalamnya memperoleh apa yang mereka kehendaki; dan pada sisi Kami adalah tambahannya. (QS. Qaaf :31-35)
Kemudian surat Qaaf ini ditutup dengan penegasan atas masalah-masalah tersebut di atas, tetapi dengan gaya bahasa yang baru supaya lebih mengena dan lebih fokus. Di sini terdapat sentuhan sejarah dan kematian orang-orang yang celaka. Juga terdapat isyarat yang menunjuk sebagian dari fakta-fakta alam. Dan juga terdapat peringatan akan hakikat kebangkitan dari kubur .



إِنَّ فِي ذَلِكَ لَذِكْرَى لِمَن كَانَ لَهُ قَلْبٌ أَوْ أَلْقَى السَّمْعَ وَهُوَ شَهِيد
Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat peringatan bagi orang-orang yang mempunyai hati atau yang menggunakan pendengarannya, sedang dia menyaksikannya. (QS. Qaaf :37)
Ya ummat al-Qur’an ! ini adalah renungan singkat dan pamdangan sekilas terhadap salah satu surat yang paling agung di dalam al-Qur’an . mana hati yang bisa mencerna firman Allah dan merenungkan ayat-ayatNya ? mana :


الَّذِينَ إِذَا ذُكِرَ اللهُ وَجِلَتْ قُلُوبُهُمْ وَإِذَا تُلِيَتْ عَلَيْهِمْ ءَايَاتُهُ زَادَتْهُمْ إِيمَانًا وَعَلَى رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُونَ
‘’Orang-orang yang apabila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan kepada mereka Ayat-ayat-Nya, bertambahalah iman mereka (karenanya) dan kepada Rabblah mereka bertawakkal, (QS. Al-Anfal :2)

Benar-benar mengherankan bila hati yang hanya segenggam daging dan darah-bisa lebih keras daripada gunung yang kokoh dan batu cadas. Bukankah Allah telah berfirman :


لَوْ أَنزَلْنَا هَذَا الْقُرْءَانَ عَلَى جَبَلٍ لَّرَأَيْتَهُ خَاشِعًا مُتَصَدِّعًا مِّنْ خَشْيَةِ اللهِ
Kalau sekiranya kami menurunkan al-Qur'an ini kepada sebuah gunung, pasti kamu akan melihatnya tunduk terpecah belah disebabkan takut kepada Allah. (QS. Al-Hasyr :21)
Ya ibadallah! mengapa hati tidak bisa lunak dan tidak bisa khusyuk ketika mendengar ayat-ayat Kitab Allah ?!
Itu adalah seruan kepada seluruh ummat islam- terutama para penghafal Al-Qur’an-agar merenungkan Kitab Allah, mencari Inspirasi dari pelajaran-pelajaran dan nasihat-nasihat di dalamnya . lalu mengkaji keajaiban-keajaibannya, sehingga hati mereka bisa bergerak .
Generasi muda dan keluarga harus dididik dan ditumbuhkan menurut metode yang benar . Hal itu dilakukan dalam rangka meneladani generasi salaf umat ini dengan tulus dan ikhlas, tidak dibuat-buat, mencari muka atau mencari keuntungan . Takutlah kepada Allah, wahai orang yang mencapakkan hak Kitab Allah. Yaitu menyamakannya dengan yang lain dan membacanya dengan cepat tanpa perenungan dan pemikiran .
Sahabat yang mulia, Abdullah bin Mas’ud Radiyallahu Anhu berkata : jangan membaca Al-Qur’an secepat membaca syair. Dan jangan membacanya sejarang kurma kering yang jelek . Berhentilah ketika bertemu dengan keajaiban-keajaibannya. Gerakkanlah hati dengannya. Dan jangan sampai pikiranmu tertuju pada akhir surat .
Ya ikhwatal Islam ! kembalikanlah hak Al-Qur’an kepadanya, Sebagian generasi salaf suka bangun sepanjang malam dengan membaca satu ayat dari Kitab Allah. Ia membacanya Secara berulang-ulang sembil menangis kerena takut kepada Allah sampai pagi .


بارَكَ الله لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْكَرِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الْآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هذا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ مِنْ كُلِّ ذَنْبٍ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ
Khutbah Kedua
Amma ba’du :
Ya ibadallah ! Ittaqullah .

وَاتَّقُوا يَوْمًا تُرْجَعُونَ فِيهِ إِلَى اللهِ ثُمَّ تُوَفَّى كُلُّ نَفْسٍ مَّاكَسَبَتْ وَهُمْ لاَيُظْلَمُونَ
‘’Dan peliharalah dirimu dari (azab yang terjadi pada) hari yang pada waktu itu kamu semua dikembalikan kepada Allah. Kemudian masing-masing diri diberi balasan yang sempurna terhadap apa yang telah dikerjakannya, sedang mereka sedikitpun tidak dianiaya’’. (QS. Al-Baqarah :281)
Ayyauhal Ikhwah Fillah ! Bagian akhir dari surat yang agung ini adalah rangkuman dari topik-topik maupun persoalan yang diangkat di dalam surat . yaitu tentang kebangkitan dari kubur, tahapan-tahapan makhluk, akhir perjalanan hidup manusia, hura-hura kiamat , dan anjuran untuk sabar dalam menyiarkan agama ini . semua itu adalah pembuka mata dan pengingat .
Dan surat ini ditutup dengan firman Allah Subha Nahu Wata’ala ,


فَذَكِّرْ بِالْقُرْءَانِ مَن يَخَافُ وَعِيدٍ
‘’Maka beri peringatanlah dengan al-Qur'an orang yang takut kepada ancaman-Ku.’’ (QS. Qaaf :45)
Ini menunjukkan bahwa pemberian peringatan kepada orang yang takut dengan ancaman di Akhirat –terfokus pada Al-Qur’an yang mulia ini . Ini adalah seruan bagi masyarakat pada umumnya , dan para da’I pada khususnya, agar materi dakwahnya terfokus pada Al-Qur’an yang agung ini dan upaya mempererat hubungan manusia dalam segala kondisi dan segala bidang . karena disitulah letaknya kebahagiaan hidup didunia dan akhirat . dan Ucapkanlah shalawat dan salam kepada Rasul terbaik yang menerima kitab terbaik , sebagaimana diperintahkan oleh yang maha lembut dan maha pemberi . Allah berfirman :


إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَآأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا
‘Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya.’’ (QS. Al-Ahzab :56)


اللهم صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ، وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ، كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ، وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. اللهم بَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ، وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ، كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ، وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.
اللهم اغْـفِـرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَإِنْ لَمْ تَغْـفِـرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِيْنَ، رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. اللهم إِنَّا نَسْأَلُكَ الْهُدَى وَالتُّقَى وَالْعَفَافَ وَالْغِنَى. اللهم إِنَّا نَعُوْذُ بِكَ مِنْ زَوَالِ نِعْمَتِكَ وَتَحَوُّلِ عَافِيَتِكَ وَفُجَاءَةِ نِقْمَتِكَ وَجَمِيْعِ سَخَطِكَ. وَآخِرُ دَعْوَانَا أَنِ الْحَمْدُ لله رَبِّ الْعَالَمِيْنَ. وَصَلى الله عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ

Dikutip dari buku : Kumpulan Khutbah Jum’at Pilihan Setahun, edisi pertama, ElBA Al-Fitrah, Surabaya. Diposting oleh Yusuf Al-Lombak
y

makalah sejarah


KATA PENGANTAR
Segala puji kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, karena perkenankan-Nya kami dapat menyelesaikan tugas makalah mata pelajaran Sejarah.
Makalah dengan “ ORDE BARU “ ini disusun untuk melengkapi tugas dari guru mata pelajaran Sejarah sebagai bahan pelengkap bahan materi pembelajaran Sejarah di SMA Negeri 1 Palu.
Dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan disana-sini, sehingga masih diperlukan pembenahan. Saran dari pembaca sangat diperlukan demi kelengkapan materi “ ORDE BARU “. Atas saran dan kritik yang membangun diucapkan terima kasih.

Palu, 26 September 2010
Penyusun


DAFTAR ISI

Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB I
a.       Latar Belakang                                                                                                3
b.      Pokok Permasalahan                                                                            4
BAB II
Pembahasan
1.      Sikap pemerintah Orde Baru terhadap Etnis Tionghoa               5
2.      Dampak sistem pemerintahan Orde Baru                                    7
3.      GP Ansor dalam Orde Baru                                                         8
4.      Akhir pemerintahan Orde Baru                                                    13
BAB III
Penutup
Kesimpulan                                                                                              15
Daftar Pustaka
Lampiran-lampiran


BAB 1
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Pemerintahan Indonesia pada periodisasinya mengalami beberapa pembabakan dalam sejarah bangsa Indonesia. Indonesia dimulai dari jaman Indonesia Purba yang merupakan awal keberadaan manusia di Indonesia. Dilanjutkan dengan jaman Indonesia Kuno yang didalamnya membahas kehidupan masyarakat Indonesia pada masa-masa kerajaan yang bercorak Hindu-Buddha antara lain, Kerajaan Majapahit dan Kerajaan Sriwijaya yang dijadikan sebagai tolok ukur masyarakat Indonesia untuk memperjuangkan kemerdekaannya. Jaman Indonesia Madya merupakan kejayaan bangsa Indonesia pada masa kerajaan-kerajaan bercorak Islam antara lain Kerajaan Mataram Islam, Kerajaan Gowa-Tallo dan lainnya.
Jaman Indonesia Baru merupakan babak dimana masyarakat Indonesia mulai terbuka wawasannya untuk melepaskan diri dari penjajahan yaitu dengan memulai adanya Pergerakan Nasional Indonesia sampai ke jaman Kemerdekaan bangsa Indonesia tanggal 17 Agustus 1945. Setelah Indonesia merdeka Indonesia memulai kehidupan bernegaranya dengan memilih Presiden dan Wakil Presiden Indonesia yang pertama yang dipilih sesuai dengan Pasal 3 UUD 1945 yaitu “ Presiden dan Wakil Presiden Indonesia adalah orang asli Indonesia”. Dengan dasar tersebut terpilihlah Ir. Soekarno sebagai Presiden dan didampingi oleh Drs Moh. Hatta sebagai Wakil Presiden Indonesia. Pada masa pemerintahan Ir. Soekarno dengan Drs Moh. Hatta inilah yang disebut sebagai babak Orde Lama.
Pasca G 30.S/PKI keadaan bangsa  Indonesia semakin terpuruk sehingga pemusatan massa terjadi dimana-mana. Hal ini menyebabkan keadaan menjadi serba tidak menentu dan sulit dikendalikan, agar bisa lepas dari keadaan tersebut maka pemerintah kemudian memberikan mandat kepada Letkol Soeharto agar segera mengambil langkah cepat untuk memulihkan keadaan. Mandat tersebut dikenal dengan “ SUPERSEMAR” atau Surat Perintah 11 Maret 1966 sebagai pemegang tampuk pemerintahan di Negara Republik Indonesia sebagai pengganti Presiden Soekarno.  Orde Baru adalah sebutan bagi masa pemerintahan presiden Soeharto di Indonesia. Orde Baru yang menggantikan Orde Lama merujuk kepada era pemerintahan Soekarno. Orde Baru berlangsung dari tahun 1968. Dalam jangka waktu tersebut, ekonomi Indonesia berkembang pesat meski hal ini diberangi oleh praktek korupsi yang merajalela di Negara ini. Selain itu, kesenjangan antara rakyat yang kaya dan miskin juga semakin melebar.
Pada 1968, MPR secara resmi melantik Soeharto untuk masa jabatan 5 tahun sebagai presiden, setelah sebelumnya dia ditunjuk sebagai Pejabat Presiden menggantikan posisi Presiden Soekarno yang dinon aktifkan dari jabatannya. Soeharto kemudian dilantik kembali secara berturut-turut pada tahun 1973, 1978, 1983, 1988, 1993, dan 1998.
Presiden Soeharto memulai “Orde Baru” dalam dunia politik Indonesia dan secara dramatis mengubah kebijakan luar negeri dan dalam negeri dari jalan yang ditempuh Soekarno pada akhir masa jabatannya. Orde Baru memilih perbaikan dan perkembangan ekonomi sebagai tujuan utama dan menempuh kebijakan melalui struktur administratif yang didominasi militer namun dengan nasehat dari ahli ekonomi didikan Barat.
DPR dan MPR tidak berfungsi secara efektif, anggotanya bahkan seringkali dipilih dari kalangan militer, khususnya mereka yang dekat dengan lingkungan keluarga “Cendana”. Hal ini mengakibatkan aspirasi rakyat tiap tahunnya harus disetor kepada Jakarta, sehingga melebarkan jurang pembangunan antara pusat dan daerah,
Selama masa pemerintahannya, kebijakan-kebijakan ini, dan pengeksploitasian sumber daya alam secara besar-besaran menghasilkan pertumbuhan ekonomi yang besar namun tidak merata di Indonesia. Contohnya, jumlah orang yang kelaparan dikurangi dengan besar pada tahun 1970-an dan 1980-an.

B.     Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian dalam latar belakang diatas maka penulis merumuskan beberapa pokok permasalahan antara lain:
1.      Bagaimana sikap Pemerintah Orde Baru terhadap Etnis Tionghoa.
2.      Apa saja dampak yang ditimbulkan dan Sistem Pemerintahan Orde Baru.
3.      Bagaimana peranan GP Ansor dalam Sejarah Orde Baru.
4.      Bagaimana akhir Pemerintahan Orde Baru.

BAB II
PEMBAHASAN

1.      Sikap Pemerintah Orde Baru terhadap Etnis Tionghoa.
Warga keturunan Tionghoa juga dilarang berekspresi, sejak tahun 1967, warga keturunan dianggap warga Negara asing di Indonesia dan kedudukannya berada dibawah warga pribumi, yang secara tidak langsung tidak menghapus hak-hak mereka. Kesenian barongsai secara terbuka, perayaan hari raya Imlek, dan pemakaian bahasa Mandarin dilarang. Meski kemudian hal ini di perjuangkan oleh komunitas China Indonesia terutama dari komunitas pengobatan China tradisional karena pelarangan sama sekali akan berdampak pada resep obat yang mereka buat yang hanya bisa di tulis dengan bahasa Mandarin.
Mereka pergi hingga ke Mahkamah Agung dan akhirnya Jaksa Agung Indonesia waktu itu member izin dengan catatan bahwa China Indonesia berjanji tidak akan menghimpun kekuatan untuk memberontak dan menggulingkan pemerintahan Indonesia. Untuk keberhasilan ini kita mesti member penghormatan bagi Ikatan Naturopatis Indonesia (INI) yang anggota dan pengurusnya pada waktu itu memperjuangkan hal ini demi masyarakat china dan kesehatan rakyat Indonesia. Hingga China Indonesia mempunyai sedikit kebebasan  dalam menggunakan bahasa Mandarin.
Satu-satunya surat kabar bahasa Mandarin yang diizinkan terbit adalah Harian Indonesia yang sebagian artikelnya ditulis dalam bahasa Indonesia. Harian ini dikelola dan diawasi oleh militer Indonesia dalam hal ini adalah ABRI meski beberapa orang China Indonesia juga bekerja disana.agama tradisional Tionghoa dilarang. Akibatnya agama Konghucu kehilangan pengakuan pemerintah.
Pemerintah Orde Baru berdalih bahwa warga Tionghoa yang populasinya ketika itu ± 5 juta dari keseluruhan rakyat Indonesia dikhawatirkan akan menyebarkan pengaruh komunisme di Tanah Air. Padahal, kenyataan berkata bahwa kebanyakan dari mereka berprofesi sebagai pedagang, yang tentu bertolajk belakang dengan apa yang diajarkan oleh komunisme, yang sangat mengharamkan perdagangan dilakukan.
7-16Orang Tionghoa dijauhkan dari kehidupan politik praktis. Sebagian lagi memilih untuk menghindari dunia politik karena khawatir akan keselamatan dirinya.
2.      Dampak Sistem Pemerintahan Orde Baru.
Dalam suatu bentuk pemerintahan yang berlangsung, selalu ada dampak yang ditimbulkan sebagai akibat dari pelaksanaan segala kebijakan yang diberlakukan pada masa pemerintahan Orde Baru.
Ø  Kelebihan Sistem pemerintahan Orde Baru
·         Perkembangan GNP (Gross National Product) per kapita Indonesia yang pada tahun 1968 hanya AS$70 dan pada 1996 telah mencapai lebih dari AS$1000 . Keberhasilan pemerintah Orde Baru dalam melaksanakan pemebangunan ekonomi, harus diakui sebagai suatu presentasi besar bagi bangsa Indonesia. Indikasi keberhasilan itu antara lain tingkat GNP pada tahun 1997 mencapai US$ 1200 dengan pertumbuhan ekonomi sebesar 7% dan inflasi dibawah 3%. Ditambah lagi dengan meningkatnya sarana dan prasarana fisik infrastruktur yang dapat dinikmati oleh sebagian besar masyarakat Indonesia.   
·         Sukses transmigrasi yang merupakan upaya pemerintah untuk meratakan jumlah penduduk agar tidak berpusat disatu titik saja, yaitu di Jawa tapi masyarakat Indonesia disebar keseluruh wilayah Indonesia yang daerahnya luas tetapi jarang penduduk, dan atau pemindahan suatu masyarakat ke daerah lain kareana daerah asal digunakan untuk pembangunan fasilitas umum seperti waduk, bendungan, dan lain sebagainya. Transmigrasi ini biasa disebut sebagai “ Bedol Desa “.
·         Sukses KB dalam rangka pengendalian pertumbuhan jumlah penduduk Indonesia yang sangat tinggi karena kurangnya pengetahuan masyarakat.
·         Sukses memerangi Tiga Buta yaitu buta aksara, buta angka dan buta bahasa dengan melaksanakan program “Wajib Belajar” bagi anak usia 6-12 tahun, serta pelaksanaan Program Kejar Paket A, B, dan C. Kejar (Kelompok Belajar) Paket A untuk penyetaraan pendidikan tingkat SD, Kejar Paket B untuk penyataraan pendidikan tingkat SMP, Kejar Paket C untuk penyetaraan pendidikan tingkat SMA. Yang dilaksanakan di setiap desa-desa diseluruh penjuru Indonesia.
Ø  Kekurangan Sistem Pemerintahan Orde Baru
·         Semaraknya budaya Korupsi, Kolusi, Nepotisme (KKN) yang berkembang dalam birokrasi pemerintahan Negara Indonesia bahkan sampai ke tingkat yang terendah.
·         Pembangunan Indonesia yang tidak merata karena segala fasilitas dan pembangunan hanya terpusat di Pulau Jawa dan Madura sehingga daerah-daerah jauh dari Pusat luput dari jangkauan pembangunan dan perhatian dari pemerintah Pusat
·         Bertambahnya kesenjangan sosial (perbedaan pendapatan yang tidak merata bagi si kaya dan si miskin)
·         Kritik dibungkam dan oposisi diharamkan, demokrasi tidak dibebaskan dalam pelaksanaannya, pihak yang menentang pemerintah penguasa akan disingkirkan.
·         Kebebasan pers sangat terbatas, diwarnai oleh banyak Koran dan majalah yang dibreidel.
·         Utang luar negeri Indonesia mencapai US$ 137 milliar, utang swasta sebesar 635 DAN bumn atau pemerintah sebesar 37%

3.      GP Ansor dalam Sejarah Orde Baru
Setelah kabinet Ampera terbentuk (25 Juli 1966). Menyusul tekat membangun dicanangkan UU Penanaman Modal asing (10 Januari 1967), kemudian penyerahan kekuasaan Pemerintah RI dari Soekarno kepada Mandataris MPRS (12 Februari 1967), lalu disusul pelantikan Soeharto (12 Mater 1967) sebagai Jabatan Presiden sungguh merupakan kebahagiaan tersendiri bagi Gerakan Pemuda ansor. Luapan kegembiraan itu tercermin dalam kongres VII GP ansor di Jakarta. Ribuan utusan yang hadir seolah tak kuat membendung kegembiraan atas runtuhnya pemerintahan Orde Lama, yang dibubarkannya PKI dan diharamkannya komunisme, Marxisme dan Laninisme di bumi  Indonesia.
Bukan berarti tak ada kekecewaan, justru dalam kongres VII itulah, rasa tak puas dan kekecewaan terhadap perkembangan politik pasca Orla ramai diungkapkan. Seperti diungkapkan Ketua Umum GP Ansor Jahja Ubaid SH, bahwa setelah mulai rampungnya perjuangan Orde Baru, diantara partner sesame Orba telah mulai melancarkan siasat untuk mengecilkan peranan GP Ansor dalam penumpasan G-30 S/PKi dan penumbangan rezim Orde Lama. Bahwa suasana kongres VII, dengan demiklian, diliputi dengan rasa kegembiraan dan kekecewaan yang cukup mendalam.

·      Kongres VII 1967
Kongres VII 1967 GP Ansor berlangsung di Jakarta, 23-24 Oktober 1967. Hadir dalam kongres tersebut sejumlah utusan dari 26 wilayah (Propinsi) dan 252 cabang (Kabupaten) se-Indonesia. Hadir pula menyampaikan amanat; Ketua MPRS Jenderal A.H. Nasution; H. Imron Risyadi; SH(mantan Ketua Umum PP.GP Ansor) dan KH.Moh.Dachlan (Ketua Dewan Partai NU dan Menteri Agama RI) kongres kali ini merupakan moment paling tepat untk menjawab segala persoalan yang timbul di kalangan Ansor. Karena itu, pembahasan dalam kongres akhirnya dikelompokan menjadi tiga tema pokok (1) Penyempurnaan Organisasi; (2) Program perjuangan gerakan; dan (3) Penegasan polotik gerakan.

·      Menolak Kembalinya Kekuatan Totaloter
Sesungguhnya kongres juga telah memprediksi sesuatu bentuk kekuasaan yang bakal timbul. Karena itu, sejak awal Ansor telah menegaskan sikapnya: Menolak kembalinya pemerintahan tiran. Oerde  Baru ditafsirkan sebagai Orde Demokrasi yang bukan hanya member kebebasan menyatakan pendapat melalui media pers atau mimbar-mimbar ilmiah. Tapi, demokrasi diartikan sebagai suatu Doktrin {emerintahan yang tidak mentolerir pengendapan kekuasaan totaloter di suatu tempat. Seperti kata Michael Edwards dalam buku Asian In The Balance, bahwa kecenderungan di Asia, akan masuk liang kubur dan muncul authoritarianism.

·      Masalah Toleransi Agama
Selain masalah politik, kongres juga merumuskan pola kerukunan antar umat beragama. Rumusan tersebut mengacu pada UUD 1945 yang menjamin toleransi itu sendiri, dan dalam pelaksanaannya harus memperhatikan kondisi daerah serta perasaan penganut agama lain.
Masalah toleransi agama di bahas serius karena, pada waktu itu pertentangan agama sudah mulai memburuk. Bahkan pemberontak fisik telah terjadi di mana-mana. Akibatnya timbul isu yang mendiskreditkan Partai Islam dan Umat Islam. Isu yang paling keras pada waktu itu adalah mendirikan Negara Islam. Sehingga, di berbagai daerah ormas Islam maupun Partai Islam selalu dicurigai aparat keamanan.
Dakwah-dakwah semakin dibatasi bahkan ada pula yang terpaksa di larang. Terakhir, malah dikeluarkan garis kebijakan di kalangan ABRI yang sangat merugukan partai Islam dan Umat Islam.

·      Bidang Organisasi
Dalam hal penyempurnaan oganisasi, jahja Ubaid mengemukakan “Ansor hanya bergantung pada kekuatan gerakan sendiri. Tekad untuk mandiri ini sesungguhnya sudah tercetus sejak kongres VII. Jika kini GP Ansor selalu menyatakan gagasan kemandiriannya, sesungguhnya merupakan kelanjutan dari tekad yang telah dokobarkan sejak lama itu.
Tekad itu tercermin dari beberapa keputusan, baik mengenai pemberian wewenang maupun otonomi pimpinan wilayah dan cabang serta upaya pembentukan badan usaha Ansor. Sejak kongres VII pimpinan wilayah diberikan wewenang mengesahkan pengurus departemen di tingkat cabang  , dan begitu pula pim[inan cabang tehadap pengurus dibawahnya. Selain itu, pimpinan wilayah di beri hak mengeluarkan kartu anggota di wilayah masing-masing dengan petunjuk dari pucuk pimpinan.
Di bidang danaa, pimpinan wilayah diperbolehkan mendirikan usaha untuk menghidupi organisasi, sedang, di pucuk pimpinan telah terbentuk yayasan Dharma Pemuda yang akan mengusahakan dana bagi pembiayaan PP GP Ansor. Sedangkan pengurus yayasan adalah: H. Anwar Hadisujatno (Ketua), HA. Chalid Mawardi (Wakil Ketua), H. Abdul Aziz (Wakil Ketua), H.M. Danial Tanjung (Sekretaris), Hadi Wurjan SH (Wakil Sekretaris), dan Drs. Djawahira (Bendahara).

·      Federasi Pemuda Indonesia
Seperti diketahui pada saat penumpasan G 30 S/PKI, ketua umum GP Ansor, Jahja Ubaidadalah juga Ketua Presidium Front Pemuda Pusat. Beranggotakan Sembilan organisasi pemuda. Dalam kongres VII sikap kepeloporan  Ansor bagi pembentukan wadah federative itu di pertegas kembali. Kongres mengamanatkan kepada PP GP Ansor agar secara terus menerus meningkatkan kepeloporannya dalm mempersatukan pemuda Indonesia.
Bertolak dari amanat itu, maka tanggal 28-30 Januari 1968 di Jakarta diadakan rapat kerja Presidium front Pemuda Pusat. Hasilnya, nama Front Pemuda yang berbau revolusioner itu diubah menjadi Federasi Gerakan Pemuda Indonesia. Jahja Ubaid terpilih kembali sebagai ketua umumnya. Sedangkan Sembilan organisasi yang membentuk federasi itu adalah: Pemuda Ansor, Pemuda Pancasila, Pemuda Muhammadiyah, Pemuda Khatolik, Pemuda Muslimin, P31/Soski, GAMKI, Pemuda Islam dan Pemuda Marhaenis. Adalah fakta bahwa Ansor merupakan pelopor terbentuknya federasi Pemuda Indonesia. Sebuah federasi yang tentunya menjadi embrio KNPI. Sebagai organisasi pemuda, dengan demikian. GP Ansor telah mengimplementasikan komitmen kepemudaanny, yakni pemuda Indonesia.

·      Konverensi Besar 1969
Tidak banyak yang dilaporkan pada konbes, kecuali penegasan polotik gerakan yang diputuskan di kongres. Hal menarik, agaknya, soal hubungan Ansor dengan  NU. Dalam laporan kebijakan politik GP Ansor pada konbes disebutkan, antara lain, pengulangan ikrar GP Ansor, pembela dan penjunjung tinggi yang setia dan terpercaya dan cita-cita partai NU, dan karena itu is harus ikut menentukan garis politik Partai NU.
Atas dasar itu, pucuk pimpinan tak henti-hentinya menyampaikan kepada ketua PBNU. Juga dalam setiap peertemuan dengan NU, PP GP Ansor senantiasa berupaya untuk mencapai dua sasaran:
a)      Menghilangkan syakwaangka yang mungkin ada terhadap gerakan dan dengan demikian berusaha meyakinkan atas maksud baik gerakan.
b)      Menyarankan agar tetap menjaga kepemimpinan yang kompak dan kolegial dalam PBNU.


·      Konverensi Besar 1979
Lingkungan Internal, mendorong GP Ansor untuk tampil sebagai pembela dan penjunjung tinggi cita-cita partai sebagai pembela, tentu mengarahkan segala daya untuk keselamatan yang dibela. Bahkan dalam segala peristiwa apapun, si pembela harus mampu menunjukan kesungguhan sebagai pembela. Bila perlu, ia harus melawan tuntutan jaksa.
Lingkungan Eksternal waktuitu hanya menginginkan kokohnya pemerintahan Orde Baru. Hal ini wajar karena kesalahan pemerintah Orde Lama menuntut pembenahan secepatnya di segala sector. Untuk itu, sejak pengukuhan Jenderal Soeharto sebagai Presiden (Maret 1968), format politik mulai ditata. Menurut Alfian, dalam menciptakan format politik baru itu, Soeharto banyak berorientasi pada pengalaman sejarah.
Harus diakui bahwa perjalanan memantapkan format politik baru itu, banyak terjadi benturan keras terutama dari NU. Puncaknya pada pemilu 3 Juli 1971 dimana NU berhadapan dengan GOLKAR, selanjutnya disusul pembentukan KORPRI (29 Novenber 1971) dan seterusnya (5 Januari 1973) fusi 5 partai Islam menjadi PPP, maka lengkaplah penderitaan NU dan GP Ansor. Sebagai ilustrasi, peran GP Ansor sebagai patut dipertanyakan. Sebab, nyatanya, bukan yang dibela saja yang terguling, tapi juga dia sendiri ikut pingsan. Setelahfusi menjadi PPP, eksistensi organisasi NU maupun GP Ansor sepertinya lenyap bahkan dimana-mana (termasuk dikalangan pemerintah), muncullah anggapan bahwa NU maupun GP Ansor telah tida.

·      Kongres IX 1985
Kongres IX ini berlangsung sejak tanggal 19-23 Desember 1985 di Bandar Lampung. Seperti telah disingung, bahwa terkecuali kongres IX, persaingan itu berlangsung begitu ketat. Baru berakhir setelah kongres memilih Drs. Slamet Effendi Yusuf sebagai Ketua Umun. Terpilihnya Drs. Slamet Effensi Yusuf (sebelumnya  wakil sekjen) adalah jawaban dari adanya konflik.
Meski begitu, bukan berarti kongres pasca asas tunggal ini hanya didominasi konflik. Beberapa keputusan penting, baik yang menyangkut program kerja, penyempurnaan adat AD/ART (penetapan Pancasila sebagai asas organisasi) dan pokok-pokok pikiran tentang ideologi, pemilihan umum, pendidikan dan kepemudaan berhasil dirumuskan. Bahkan sikap GP Ansor terhadap ketiga kekuatan social politik pun degariskan dengan istilah popular eguil-distance. Memberikan jarak yang sama secara aktif.
Hal menarik dari kongres Sembilan adalah dikukuhnya Deklasrasi Semarang dan Triprasetya Ansor, dalam pokok program GP Ansor periode 1985-1989 pada bidang doktrin dan kepribadian. Ini berarti gerakan akan senantiasa mengacu pada tiga komitmen dasar tadi. Konsekuensinya terhadap pengelolaan organiasasi mesti ditempuh secara professional kepemudaan. Artinya, semua pengurus gerakan disetiap eselon harus bersungguh-sungguh mengelola organisasi. Tapi tetap berpijak pada kepentingan kepemudaan, ke-Indonesia dan ke-Islaman atau keagamaan.  

4.      Akhir Pemerintahan Orde Baru.
Pada pertengahan 1997, Indonesia diserang krisis keuangan dan ekonomi Asia disertai kemarau terburuk dalam 50 tahun terakhir dan harga minyak, gas dan komoditas ekspor lainnya yang semakin jatuh. Rupiah jatuh, inflasi meningkat tajam, dan perpindahan modal dipercepat.
Banyak hal yang mendorong timbulnya reformasi pada masa pemerintahan Orde Baru, terutama terletak pada ketidakadilan di bidang politik, ekonomi dan hokum. Pemerintah Orde Baru yang dipimpin oleh Presiden Soeharto selama 32 tahun, ternyata tidak konsisten dan konsekuen terhadap awal munculnya Orde Baru. Tekad Orde Baru pada awal kemunculannya pada tahun 1966 adalah akan melaksanakan Pancasila dan UUD 1945 secara murni dan konsekuen dalam tatanan kehidupan bermasyarakat berbangsa dan bernegara.
Setelah Orde Baru memegang tampuk kekuasaan dan mengendalikan pemerintahan, muncul suatu keinginan untuk terus menerus memeprtahankan kekuasaannya atau status quo. Hal ini menimbulkan ekses-ekses negative yaitu semakin jauh dari tekad awal Orde Baru tersebut. Akhirnya berbagai macam penyelewengan dan penyimpangan dari nilai-nilai Pancasila dan ketentuan-ketentuan yang terdapat pada UUD 1945, banyak dilakukannya itu direkayasa untuk melindungi kepentingan penguasa, sehingga hal tersebut selalu dianggap sah dan benar, walaupun merugikan rakyat.
Di tengah gejolak kemarahan masa yang meluas, Soeharto mengundurkan diri pada 21 Mei 1998, tiga bulan setelah MPR melantiknya untuk masa bakti ketujuh. Soeharto kemudian memilih sang wakil Presiden B.J. Habibie, untuk menjadi presiden ketiga Indonesia.
Mundurnya soeharto dari jabatannya pada tahun 1998 dapat dikatakan sebagai tanda akhirnya Orde Baru, kemudian digantikan “Era Reformasi”. Masih adanya tokoh-tokoh penting pada masa Orde Baru di jajaran pemerintahan pada masa Reformasi ini sering membuat beberapa orang mengatakan bahwa Orde Baru masih belum berakhir. Oleh karena itu Era reformasi atau Orde Reformasi sering disebut sebagai “Era Pasca Orde Baru”.
Reformasi merupakan suatu perubahan tatanan perikehidupan lama dengan tatanan perikehidupan yang baru dan secara hokum menuju ke arah perbaikan. Gerakan reformasi yang terjadi di Indonesia pada tahun 1998 merupakan suatu gerakan mengadakan pembaharuan dan perubahan, terutama perbaikan dalam bidang politik, sosial, ekonomi dan hukum.

BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Orde Baru adalah sebutan bagi masa pemerintahan presiden Soeharto di Indonesia. Orde Baru yang menggantikan Orde Lama merujuk kepada era pemerintahan Soekarno. Orde Baru berlangsung dari tahun 1968. Dalam jangka waktu tersebut, ekonomi Indonesia berkembang pesat meski hal ini diberangi oleh praktek korupsi yang merajalela di Negara ini. Selain itu, kesenjangan antara rakyat yang kaya dan miskin juga semakin melebar.
Presiden Soeharto memulai “Orde Baru” dalam dunia politik Indonesia dan secara dramatis mengubah kebijakan luar negeri dan dalam negeri dari jalan yang ditempuh Soekarno pada akhir masa jabatannya. Orde Baru memilih perbaikan dan perkembangan ekonomi sebagai tujuan utama dan menempuh kebijakan melalui struktur administratif yang didominasi militer namun dengan nasehat dari ahli ekonomi didikan Barat.
DPR dan MPR tidak berfungsi secara efektif, anggotanya bahkan seringkali dipilih dari kalangan militer, khususnya mereka yang dekat dengan lingkungan keluarga “Cendana”. Hal ini mengakibatkan aspirasi rakyat tiap tahunnya harus disetor kepada Jakarta, sehingga melebarkan jurang pembangunan antara pusat dan daerah,
Selama masa pemerintahannya, kebijakan-kebijakan ini, dan pengeksploitasian sumber daya alam secara besar-besaran menghasilkan pertumbuhan ekonomi yang besar namun tidak merata di Indonesia. Warga keturunan Tionghoa juga dilarang berekspresi, sejak tahun 1967, warga keturunan dianggap warga Negara asing di Indonesia dan kedudukannya berada dibawah warga pribumi, yang secara tidak langsung tidak menghapus hak-hak mereka. Kesenian barongsai secara terbuka, perayaan hari raya Imlek, dan pemakaian bahasa Mandarin dilarang.
Ø  Kelebihan Sistem pemerintahan Orde Baru
·         Perkembangan GNP (Gross National Product) per kapita Indonesia yang pada tahun 1968 hanya AS$70 dan pada 1996 telah mencapai lebih dari AS$1000 . Tingkat GNP pada tahun 1997 mencapai US$ 1200 dengan pertumbuhan ekonomi sebesar 7% dan inflasi dibawah 3%. Ditambah lagi dengan meningkatnya sarana dan prasarana fisik infrastruktur yang dapat dinikmati oleh sebagian besar masyarakat Indonesia.  
·         Sukses transmigrasi
·         Sukses KB
·         Sukses memerangi Tiga Buta yaitu buta aksara, buta angka dan buta bahasa